Setiap hari sembari menonton acara televisi favorit, tentu kita akan bertemu dengan iklan. Meski iklan digunakan untuk memperkenalkan suatu produk, namun tidak sedikit pembuat iklan yang ingin tayangan iklannya selalu diingat oleh penonton, sehingga mereka membuat iklan dengan cerita-cerita unik dari lucu hingga romantis. Tak lupa mereka menyertakan kalimat-kalimat yang menjadi trade mark bagi produk tersebut, sehingga sekalipun iklan tersebut sudah tidak ada lagi, masih banyak orang yang ingat dengan kalimat tersebut.
Iklan yang masih kita ingat mungkin adalah iklan-iklan di tahun 90-an. Saat itu banyak iklan unik yang membuat kita selalu ingat tidak hanya produknya, melainkan cerita iklannya. Nah, Vemale telah mengemas beberapa iklan yang pernah melejit di eranya dan mungkin Anda masih ingat dengan iklan-iklan berikut ini.
Iklan Pengharum Ruangan
Iklan pengharum ruangan ini berbeda antara versi dulu dan sekarang. Versi tahun 1995, iklan ini mengangkat cerita romantis tentang pria yang hanya membawa setangkai bunga untuk teman wanitanya. Namun berkat semprotan pengharum ruangan tersebut, bunga itu menjadi wangi. Berbeda dengan versi terbarunya yang lebih modern dan menekankan kemampuan pengharum ruangan untuk membunuh bakteri di udara.
Anda pasti suka dengan Indomie, merk mie instant yang banyak digemari ini memiliki metamorfosis iklan dengan tema yang tidak jauh berbeda. Mengisahkan bahwa Indomie adalah mie yang disukai seluruh keluarga Indonesia, dibuat dari berbagai bumbu alami dalam negeri dan menggambarkan alam Indonesia. Anda pasti masih ingat dengan jingle, "Indomie.. Seleraku.."
Iklan kosmetik Viva jaman dulu ini menekankan lipstik merah yang dulu begitu booming. Tahun 80-90an memang menjadi jaman keemasan bagi berbagai warna lipstik tebal seperti merah dan ungu. Iklan Viva tahun 90-an ini mengambil tema surat cinta yang dibubuhi tanda cinta berupa kecupan sang wanita dengan bibir merahnya. Sedangkan iklan versi terbarunya lebih menggambarkan keceriaan seorang gadis dengan aneka warna produk Viva.
"Jeruk kok minum jeruk?" Kalimat ini dilontarkan oleh Joshua untuk iklan produk minuman serbuk rasa jeruk Nutri Sari. Ternyata hingga Joshua dewasa pun, ia tetap didaulat untuk mengiklankan produk ini. Kali ini, iklan tersebut lebih banyak menggunakan efek khusus dan background musik yang lebih bersemangat. Wah, Anda suka versi yang mana, Ladies?
Iklan Nutri Sari Joshua Kecil
Iklan Nutri Sari Joshua Dewasa
Masihkah Anda ingat dengan iklan Aqua bertema orchestra yang memperkenalkan jingle musik Aqua? Meski jadul, iklan tersebut sangat melekat di benak penonton karena untaian musiknya yang megah. Iklan Aqua versi masa kini mengangkat tema mengenai keluarga Banyu yang membawa pesan agar kita mengonsumsi air putih untuk menjaga kesehatan.
Iklan Aqua tahun 90-an
Iklan Lotion Anti Nyamuk
Iklan lotion anti nyamuk ini di masa lalunya mengangkat tema pengantin Jawa. Di mana pengantin wanita seringkali menggunakan pakaian berupa kemben sehingga membuat bagian tubuh yang digigit nyamuk terlihat. Nah, di versi sekarang, iklan ini berubah menjadi iklan yang lebih modern, menunjukkan kepada penonton mengenai khasiat lotion anti nyamuk yang mampu menyejukkan kulit.
Iklan Autan tahun 90-an
Iklan Kendaraan Bermotor
Mau iklan yang lebih jadul lagi? Ini dia, iklan Honda yang booming di jamannya. Dahulu iklan motor Honda mengusung penyanyi untuk membawakan jingle motor Honda. Mungkin di jaman sekarang, Anda akan tertawa geli melihat iklan jadul tersebut. Di tahun 2012, Honda menggandeng artis sekelas Agnes Monica untuk menjadi modelnya. Bahkan dengan iklan yang lebih canggih dan berkesan futuristik.
Iklan Honda Jaman Dulu
Iklan masa kini memang sudah dilengkapi dengan visual efek yang membuatnya nampak canggih dan modern. Jaman sekarang tak sedikit iklan yang lebih kreatif dari iklan masa lalu. Tentu saja karena jaman sudah berubah, orang-orang membutuhkan sajian yang lebih ringkas dan tidak bertele-tele. Namun ada juga yang menggunakan konsep cerita, dikemas dengan lagu dan konsep yang modern.
Tidak ada salahnya bernostalgia dengan iklan masa lalu. Ada yang masih ingat dengan iklan-iklan di atas, Ladies?
Silih berganti nama pemimpin membuat Bandung menjadi lebih baik hingga seperti sekarang. Salah satu yang paling terasa adalah perubahan dalam perencanaan wilayah kotanya.
Yuk, kita bernostalgia sedikit melihat pemandangan Bandung tempo dulu dan sekarang!
Monitoring dan Kontrol Jarak Jauh
Kunci pintu tradisional tidak memberikan kemampuan untuk memantau atau mengendalikan akses ke rumah dari jarak jauh. Anda harus berada di depan rumah untuk bisa membuka atau mengunci pintu.
Sedangkan untuk Smart lock memungkinkan Anda dapat memantau dan mengendalikan akses rumah jarak jauh. Anda dapat mengontrol rumah dari mana saja dan kapan saja. Bahkan Anda juga bisa membuka maupun menutup pintu dari jarak jauh.
Kunci Pintu Kayu Jaman Dulu vs Jaman Sekarang
Jika kita melihat secara sekilas, keduanya tentu sangat berbeda. Mulai dari segi teknologinya, sistem keamanannya, hingga integrasinya. Berikut kami telah merangkum beberapa perbedaan yang ada pada kunci pintu jaman dahulu dengan jaman sekarang, antara lain:
Dari segi keamanan, kunci pintu kayu tradisional tentunya kurang aman. Hal ini karena kunci fisik dapat hilang, dicuri, atau bahkan diretas dengan cukup mudah.
Selain itu, saat Anda kehilangan kunci, Anda mungkin harus mengganti seluruh kunci dan gembok pintu. Hal ini tentu akan memakan biaya yang mahal dan membuat Anda jadi lebih repot.
Sementara smart lock cenderung lebih aman dan praktis untuk digunakan. Karena perangkat seperti ini memiliki teknologi terkini seperti pengenalan wajah, sidik jari, atau kode pin.
\Keamanan ini jauh lebih kuat dibandingkan dengan kunci jaman dulu. Karena Anda tidak perlu khawatir kunci hilang, Anda bisa buka pintu pakai smartphone.
Dari sebuah desa, kini kawasan Dago telah bertransformasi menjadi pusat hiburan Bandung
Adem banget, ya? Perubahan Alun-alun Bandung dan masjidnya terasa sangat drastis
Bandung dulu tidaklah semaju sekarang. Meski padat, ini sisi positif yang harus disyukuri
Sebelum menjadi kawasan kota kekinian, Antapani dulunya hanya sebuah daerah persawahan
Walaupun berbeda, kawasan Cihampelas tetap menjadi tempat populer pada masanya
Kunci Pintu Digital Fortress Solusi Kemudian untuk Keluarga Anda
Seperti yang telah kami sampaikan sebelumnya, kunci pintu manual memiliki sistem yang terbatas. Bahkan keamanan dari kunci seperti ini juga patut Anda pertanyakan. Terlebih lagi jika Anda berniat memilih kunci untuk pintu utama, tentu harus memilih yang punya sistem keamanan maksimal.
Fortress smart lock hadir untuk memberikan keamanan dan kenyamanan untuk Anda. Dengan memakai kunci pintu elektronik dari Fortress, maka keluarga Anda bisa lebih aman dan lebih terlindungi.
Ada beberapa tipe smart lock yang bisa Anda pilih, yakni Fortress Apollo, Zeus, dan Athena. Ketiga tipe ini menghadirkan teknologi canggih dengan fitur keren super maksimal.
Misalnya saja Anda akan mendapatkan kemewahan teknologi kunci PIN dan fingerprint. Teknologi seperti ini memungkinkan Anda membuka pintu tanpa harus memutar gagang pintu.
Jadi nantinya Anda hanya perlu menempelkan jari Anda pada layar handle smart lock. Setelah data terkonfirmasi maka pintu bisa terbuka dengan sendirinya. Teknologi seperti ini sangat bagus untuk Anda yang hendak beralih ke smart home living.
Terlebih lagi Anda juga bisa mengintegrasikan kunci pintu digital ini dengan perangkat lain. Anda akan puas dapat mengendalikan berbagai perangkat pintar di rumah hanya memakai smartphone saja.
Kunci pintu kayu jaman dulu memang masih diminati oleh sebagian masyarakat Indonesia. Tetapi ternyata masyarakat kini juga mulai beralih untuk menggunakan kunci pintu digital atau yang bisa kita sebut dengan smart lock.
Perangkat smart lock menawarkan keamanan yang lebih baik, kemudahan penggunaan, hingga kontrol jarak jauh. Untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan rumah Anda, pertimbangkan untuk beralih ke smart lock.
Dengan teknologi yang terus berkembang, smart lock adalah investasi yang cerdas untuk masa depan. Jangan lupa untuk menggunakan Fortress Smart Lock ya, agar Anda bisa menikmati kemewahan produk dan bisa beralih menuju gaya hidup smart home.
Buat kamu yang lahir di tahun '90-an pasti gak asing lagi dengan film dan serial TV Hong Kong dan Taiwan. Misalnya Putri Huan Zhu. Tak hanya filmnya saja, di antara kita pasti pernah ngefans dengan aktor dan penyanyi Hong Kong yang umurnya memang lebih tua dari kita.
Nah, penasaran seperti apa penampilan mereka sekarang? Sebuah akun Thailand, bernama พระสุรินทร์ ก่อนการคิด mengajak kita bernostalgia tentang artis-artis Hong Kong zaman dulu. Selain itu, IDN Times juga coba kumpulkan lainnya. Kayak sih mereka sekarang, simak yuk!
Siapa sih yang gak kenal Stephen Chow? Itu lho yang main di Shaolin Soccer, dulu dia ganteng dan lincah. Sekarang rambutnya sudah memutih rupanya. Sekarang dia masuk usia 55 tahun.
Siapa sih zaman dulu yang gak terpesona sama kegantengan Aaron Kwok. Dia adalah penyanyi, dancer sekaligus aktor. Dia juga pernah berlaga dengan Michael Jackson. Usianya sekarang ternyata sudah 52 tahun.
Ingat Jacky Cheung? Dulu dia pernah main di film seperti Perhaps Love, July Rhapsody dan lain sebagainya. Selain itu dia juga banyak bernyanyi. Sekarang dia sudah berusia 56 tahun.
Siapa sih yang gak kenal dengan Chow Yun-fat? Filmnya banyak banget, misalnya saja Confucius sampai The Assassins. Kini dia sudah berusia 62 tahun lho.
Para cewek generasi 80-an dan 90-an pasti banyak yang mengidolan Andy Lau. Karena memang waktu muda dulu dia ganteng banget. Sekarang dia sudah berusia 56 tahun.
Aksi Jet Li di setiap film dan serial TV memang sangat memukau. Kelincahannya dalam main Wushu membuat kita nge-fans padanya. Kini dia berusia 53 tahun.
Sampai saat ini Jackie Chan terbilang masih aktif di dunia peran. Bahkan dia sudah merambah ke Hollywood. Meski sudah berusia 63 tahun, aksinya dalam main silat gak ada tandingannya!
Baca Juga: 10 Film Keren yang Jarang Diketahui Orang, Padahal Sayang untuk Dilewatkan!
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Kamu pasti pernah nonton Putri Huan Zhu? Yak, pemeran Xia Ziwei ini kini sudah 42 tahun.
Satu lagi tokoh dalam serial TV Putri Huan Zhu yaitu Xiaoyanzi. Tokoh ini diperankan oleh Vicki Zhao yang lincah. Sekarang dia berusia 42 tahun lho. Tapi masih cantik kan?
Nicky Wu adalah salah satu aktor yang kegantengannya bikin para cewek klepek-klepek. Kadang dia juga main dalam satu film bersama "Boboho". Aktor tampan ini sekarang berusia 46 tahun.
Nicholas Tse dulu sering main drama ataupun film action. Aktor ganteng ini, kini sudah berusia 36 tahun. Saat ini dia juga masih aktif bermain film lho.
Banyak dari kita pasti suka banget tokoh pangeran genteng Yong Qi dalam serial Putri Huan Zhu. Yak, sang pemeran yang bernama Alec Su yang dulu imut kini sudah banyak berubah. Dia sudah berusia 44 tahun, jadi wajar saja dia terlihat lebih tua dan matang.
Satu lagi serial TV yang paling membekas di benak kita, apalagi kalau bukan Kera Sakti. Pemeran Kera Sakti yang lincah dan gak bisa diam, Dicky Cheung telah memasuki usia 53 tahun. Beda banget ya dibandingkan dulu.
Michelle Yeoh adalah salah satu aktris lintas negara. Dia banyak main film dan serial hingga saat ini. Dia juga pernah bermain menjadi Pemenang Nobel Perdamaian dari Myanmar Aung San Suu Kyi. Saat ini Michelle Yeoh sudah berusia 55 tahun.
Daniel Wu dulu juga sering banget wira-wiri di layar televisi. Aksinya yang memukau dan wajahnya yang tampan bikin remaja waktu itu suka padanya. Asal kamu tahu saja, sekarang dia berusia 43 tahun.
Nah, sudah puas bernostalgia?
Baca Juga: 10 Film India Wajib Tonton yang Punya Ending di Luar Dugaan
Bicara soal kereta api di negeri kita tercinta memang tak pernah ada habisnya. Dari hal menyenangkan, hingga problematikanya. Kita sudah tahu hal menyenangkannya, dan kini kita bicara problematikanya. Lebih spesifik lagi, problematika kereta api di Pulau Sumatera.
Pulau Sumatera adalah salah satu pulau yang juga memiliki akses kereta api sejak zaman kolonial. Jadi, jangan pikir hanya Jawa saja yang punya kereta. Selain Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat, Provinsi di Sumatera yang kebagian “jatah” pembangunan sarana kereta api dari zaman kolonial adalah Lampung dan Sumatera Selatan.
Lebih tepatnya dari Stasiun Kertapati di Palembang sampai Stasiun Tanjung Karang di Bandar Lampung, dan menjadi satu satunya lintasan kereta api di pulau Sumatera yang menghubungkan 2 provinsi sampai detik ini. Sebab, di provinsi lain di Sumatera, rel kereta api masih sebatas AKDP (Antar Kota Dalam Provinsi) saja.
Ya, 2 provinsi di bagian paling bawah Pulau Sumatera kalau dilihat dari peta itu, masih dikatakan beruntung warganya bisa menikmati fasilitas kereta api. Walaupun memang pada kenyataannya, kereta api pembawa batu bara jauh lebih banyak dibandingkan dengan kereta pembawa manusia. Maklum saja, salah satu daerah di Sumatera Selatan, yaitu Tanjung Enim, adalah penghasil batu bara yang besar dilihat dari skala nasional.
Tentu membuat prioritas yang jauh berbeda jika kita bandingkan kereta api di Tanah Jawa yang lebih banyak mengangkut manusia dengan berbagai nama, di Sumatera, khususnya Sumatera Bagian Selatan, batu bara jadi “penumpang” yang menghasilkan cuan lebih banyak dalam sektor perkeretaapian.
KA Sriwijaya, pengantar manusia di Sumatera
Tapi, walaupun kereta api angkutan manusia tak diprioritaskan di Lampung dan Sumatera Selatan, tetap ada kok kereta kereta penumpang yang menghubungkan 2 provinsi ini. Terutama penghubung utama 2 Ibukota Provinsi, yaitu Palembang dengan stasiun Kertapati dan Bandar Lampung dengan stasiun Tanjung Karang.
Yang paling terkenal adalah KA Rajabasa dan KA Sriwijaya, atau orang lokal biasa menyebut KA Sriwijaya sebutan Limex. Sebutan Limex bukanlah istilah dengan maksud mau menyingkat saja, memang ada artinya dan pernah digunakan resmi sebagai nama kereta tersebut. Limex atau Lintas Malam Express adalah nama kereta tersebut. Justru lebih populer di mata masyarakat Lampung dan Sumatera Selatan dibandingkan nama Sriwijaya itu sendiri.
Sesuai namanya, Limex beroperasi pada malam hari. Berbanding terbalik dengan KA Rajabasa yang melakukan perjalanannya di pagi hari, saat matahari sedang melaksanakan jam kerjanya. Selain masalah waktu, KA Sriwijaya dan Rajabasa juga berbeda kelas. KA Sriwijaya membawa rangkaian kelas bisnis dan eksekutif sebelum kelas bisnis diganti ekonomi premium. KA Rajabasa membawa rangkaian Ekonomi PSO, Alias ekonomi dengan subsidi yang isinya 2-3 kursi berhadapan saling adu dengkul.
Dari sini sudah dipastikan, KA Sriwijaya memang mengincar penumpang menengah ke atas. Dari segi harga, memang jomplang sih. KA Rajabasa dengan perjalanan sejauh Lampung-Palembang PP hanya dibanderol kurang dari 40 ribu saja. Sementara KA Sriwijaya dibanderol mulai dari 150-an ribu sampai 300-an ribu sekali jalan tergantung kelas dan subclass.
Tapi jangan salah, di masa jayanya, walaupun harganya tergolong tinggi jika dibandingkan dengan KA Rajabasa, KA Sriwijaya nggak kalah ramai. Okupansi kereta ini dikatakan sangat bagus walaupun hanya menjalankan 1 kali keberangkatan baik dari Palembang maupun dari Bandar Lampung.
Akan tetapi, semenjak Tol Bakauheni sampai Kayu Agung tersambung resmi pada 2019 lalu, kereta ini mulai ditinggalkan pengikut setianya. Waktu tempuh tentu jadi alasan kuat para penumpang lebih memilih naik travel atau bus karena memang jomplang. Via tol, perjalanan Bandar Lampung-Palembang PP hanya menghabiskan waktu 4-5 jam tergantung keahlian si pengemudi.
Tapi, KA Sriwijaya, butuh sekitar 11 jam untuk sekali perjalanan. Itu pun kalau nggak telat karena sering bersilang dengan KA Babaranjang (Batu bara Rangkaian Panjang) di tengah jalan.
Ditambah, situasi di awal 2020 saat Indonesia dan dunia dilanda virus covid-19 yang menyebalkan itu. Banyak kereta penumpang yang dibatalkan perjalanannya, termasuk KA Sriwijaya. Hal ini membuat makin tenggelam sinar sang ular besi “mewah” Lampung-Sumsel dihantam keadaan.
Tapi permasalahannya nggak sampai di situ. Saat kereta api lain yang dibatalkan satu per satu sudah mulai dijalankan kembali saat Covid-19 sudah mereda, KA Sriwijaya seakan luput dari “kebangkitan”. KAI terutama Divre 4 sebagai “empu” dari kereta ini tak pernah sekali pun memberikan informasi lebih lanjut tentang nasib KA Sriwijaya. Tak pernah ada pemberitahuan resmi apakah kereta ini akan dilanjutkan atau dimatikan selamanya.
Satu satunya kabar terakhir hanyalah KA ini dilanjutkan pembatalannya di tahun 2021 lalu imbas covid-19. Nasib KA Sriwijaya, sampai mau 2024 ini, seakan hidup segan mati tak mau, hilang tanpa kabar seperti teman yang mau ditagih utang.
Saat ini, hanya KA Rajabasa yang menangani rute tersebut. Tapi entahlah di masa depan, apakah nasibnya akan serupa dengan KA Sriwijaya seiring jalan tol trans Sumatera makin terhubung. Kita lihat saja.
Penulis: Mohammad Arfan Fauzi Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA KA Babaranjang: Sering Bikin Kesal Warga Lampung tapi Disayang PT KAI
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Terakhir diperbarui pada 18 Desember 2023 oleh Rizky Prasetya