Alat musik tradisional celempung dari Jawa Barat
Yuk tebak! Darimana alat musik yang satu ini? Yap! Celempung adalah alat musik khas Jawa Barat. Celempung ini terbuat dari kulit bambu yang memanfaatkan resonansi dalam ruas batang bambu sehingga dapat menghasilkan suara.
satu senar celempung disetel menggunakan nada pelog dan lainnya dengan nada slendro. Sebagai ciri khas biasanya instrumen Gamelan Siteran menggunakan celempung dan siter.
Terompet reog dari Jawa Timur
Terompet reog biasanya digunakan untuk mengiringi tarian adat Reog Ponorogo. Terompet reog memiliki bentuk yang unik. Alat musik Jawa Timur ini terbuat dari bambu dan tempurung kelapa.
Bentuknya sangat unik. bagian bawah berukuran besar dan mengerucut. Tak hanya itu, terompet reog juga memiliki 6 lubang yang berfungsi sebagai pengatur nada saat terompet dimainkan/ditiup.
Alat musik guoto dari Papua Barat
Alat musik ini berasal dari daerah Papua Barat dan terbuat dari material alami seperti kayu dan kulit lembu.
Sasando dari Nusa Tenggara Timur
Sasando adalah alat musik daerah yang berasal dari tanah Rote, Nusa Tenggara Timur. Terbuat dari bahan daun lontar dan memiliki bentuk seperti harpa, sasando dimainkan dengan cara dipetik menyerupai alat musik gitar.
Arsitektur Rumah Tradisional Betawi
Arsitektur merupakan bagian dari produk kebudayaan manusia dengan perwujudan berupa bangunan fisik. Produk budaya manusia ini lebih banyak terjadi dalam bentuk rumah tinggal, sebagai kebutuhan dasar manusia selain makanan dan pakaian.
Arsitektur suatu bangunan dikatakan “tradisional” apabila penciptaan struktur dan konstruksi, pengaturan tata letak ruang, penggunaan ragam hias, dan cara pembuatan bangunan tersebut diwariskan secara turun-temurun dalam suatu kebudayaan atau lokalitas tertentu. Selain itu, dikatakan tradisional bila fungsi yang dimilikinya untuk mewadahi kegiatan-kegiatan atau kebutuhan-kebutuhan yang muncul dari kebudayaan tersebut.
Arsitektur tradisonal rumah Betawi merupakan suatu fenomena yang tumbuh dari percampuran pengaruh berbagai kebudayaan. Berakar dari kebudayaan Melayu kuno, masyarakat Betawi sebagai yang melahirkannya adalah masyarakat hasil percampuran berbagai latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda, baik oleh pendatang dari berbagai pelosok Nusantara maupun dari luar Nusantara. Kehadiran para pendatang tersebut secara langsung maupun tak langsung memperkenalkan unsur-unsur arsitektur daerah asalnya ke tanah Betawi (Jakarta).
Percampuran tersebut melahirkan arsitektur rumah tradisional Betawi yang beragam, baik dilihat dari tipologi bentuk rumahnya maupun dari unsur-unsur arsitektural seperti struktur, tata ruang, ragam hias, dan detailnya.
Arumba dari Jawa Barat
Arumba merupakan gabungan beberapa alat musik yang berbahan dasar bambu. Alat musik tradisional arumba terbuat dari bambu pilihan seperti awi temen, tali dan wulung (bambu hitam).
Kolintang dari Sulawesi Utara
Kolintang adalah alat musik dari Minahasa, Sulawesi Utara. Alat musik ini terbuat dari potongan kayu lokal yang disusun diatas kayu. Sekilas kolintang mirip dengan Gambang yang berasal dari Jawa.
Dahulu, kolintang digunakan untuk pemujaan roh leluhur, namun seiring perkembangan zaman kolintang digunakan sebagai alat musik pengiring tari, pertunjukan musik juga berbagai upacara/acara adat.
Cara memainkan alat musik ini yakni dengan cara dipukul menggunakan stik kayu yang ujungnya dibalut kain.
Alat musik kecapi khas Sunda
Kecapi sendiri merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Sunda yang dimainkan sebagai alat musik utama dalam Tembang Sunda atau Mamaos Cianjuran dan Kacapi suling. Cara memainkannya adalah dengan cara dipetik bagian senarnya.
Serunai dari Sumatera Barat
Serunai merupakan alat musik tradisional dari Sumatera Barat yang menjadi sarana hiburan masyarakat Minang. Suaranya terdengar melengking namun tetap merdu.
Selain digunakan untuk hiburan, serunai juga digunakan untuk upacara adat seperti pesta pane atau awal tanam padi.
Ornamen dan Ragam Hias Rumah Tradisional Betawi
Terdapat banyak keberagaman dalam arsitektur rumah Betawi yang tampil pada ungkapan-ungkapan arsitektural yang lebih detail penerapannya, antara lain pada bagian atap, dinding, jendela, pintu, lubang angin, pagar teras, hingga tiang struktur, yang banyak dipengaruhi kebudayaan dari luar Betawi, antara lain Melayu, Sunda, Jawa, Arab, Cina, hingga Eropa. Bisa dikatakan bahwa penerapan ornamen dan ragam hias pada rumah tradisional Betawi lebih kepada penciptaan unsur estetik ketimbang pemikiran filosofis maupun mistik.
Ornamen dan ragam hias pada rumah tradisional Betawi antara lain:
Ar. DORRI HERLAMBANG, ST. MT., IAI Alumni Arsitek Universitas Trisakti
Sumber: https://www.kebudayaanbetawi.com/3018/arsitektur-rumah-tradisional-betawi/